Di antara semua keluhan ala ibu hamil, yang paling berat kurasakan adalah ketidakstabilan suasana hati. Entahlah, jadi serba sensi.
Mudah menangis… tapi juga mudah marah.. atas hal-hal yang begitu sepele!!!
Pikiranku jelas-jelas berkata padaku.. Kekanak-kanakan sekali, menangis dan marah hanya karena hal sepele. Tapi aku sendiri sering kali merasa kehilangan kontrol atas moodku sendiri T_T
Seperti hari ini, ketika untuk kesekian kalinya aku menangis cuma gara-gara air kran tidak mengalir!!
Konyol bukan?! Padahal, dulu semasa masih jadi anak kost selama bertahun-tahun, yang namanya air kos bermasalah, sehingga harus mengungsi mandi di kos-an teman juga ga masalah.
Yah, masalah air adalah masalah yang paling sering kuhadapi setelah pindah di kontrakan yang sekarang. Maklum, 1 pompa air digunakan bersama dengan kontrakan sebelah yang dihuni oleh beberapa ikhwan. Dan memang beginilah umumnya kondisi rumah petak ala Jakarta.
Masalahnya sebenarnya simple. Bahwa kami tidak memiliki tandon air, sehingga air hanya akan mengalir ketika pompa dinyalakan. Berarti, setiap kali menyalakan pompa, kami harus sekalian mengisi penuh bak mandi plus ember-ember yang kami punya, agar tak bolak-balik menyalakan pompa air.
Sayangnya, tombol untuk pompa air itu letaknya di depan rumah petak para ikhwan tersebut. Terus-terang, sungkan kalau mau menyalakan air.
Nah, ini dia permasalahan utamanya: bahwa jika kran di tempat kontrakan sebelah terbuka, maka air di kontrakan kami tidak akan mengalir. Setetes pun!!
Kondisiku rahimku yang semakin besar, membuatku sering bolak-balik kamar mandi. Belum lagi kondisiku yang sering lemah, sehingga agak ribet untuk bolak-balik menyalakan-mematikan pompa. Ember-ember yang kami miliki pun terbatas, sehingga harus kugunakan dengan cukup irit.. untuk mandi, kakus, masak, mencuci baju dan piring.
Agar tagihan listrik tak tinggi, biasanya kami hanya mengisi bak mandi saat air di kontrakan sudah benar-benar habis. Terkadang, saat itu-lah timbul masalah… penghuni kontrakan sebelah sering kali lupa menutup kran air di kontrakan mereka. Sehingga air tak kunjung mengalir di kontrakan kami meski pompa sudah dinyalakan. Yah, maklum, kontrakan sebelah memang dihuni oleh beberapa mahasiswa.
Jika di kontrakan sebelah sedang ada orang, tak masalah, kami tinggal minta tolong mereka untuk menutup kran airnya (tapi tetep ribet sebenarnya. Apalagi jika suami sedang kerja. AKu harus menghubungi suami dulu.. yang sering kali karena kesibukan kerja, telat membuka sms/tidak mengangkat telpku. Padahal air sudah benar-benar habis!!)
Yang jadi ribet adalah jika penghuni kontrakan sebelah sedang pergi atau pulang kampung semua. Maka, kami pun panik dan kelimpungan….
Teringat… ketika awal kami pindah ke sini… saat itu, awal perutku mulai membesar,, dan bisa puluhan kali dalam sehari aku bolak-balik ke kamar mandi. Dan permasalahan air itu pun muncul.. tiba-tiba saja air tidak dapat mengalir.
Sebenarnya kami sudah curiga sejak hari pertama pindah ke kontrakan ini. Ada yang tidak beres dengan airnya. Tahukah? hari pertama, kami terpaksa minta air dari tetangga sebelah. Dan saat permasalahan air itu kembali muncul.. yang saat itu, matinya air terjadi secara berkali-kali, saat aku sangat butuh air bersih… aku pun tak dapat menahan tangisku. Entahlah…. aku tak tahu mengapa jadi se-childish itu!
ALhamdulillah, untungnya suamiku sabar. Akhirnya beliau mengangkut air seember demi seember demi memenuhi bak mandi kami. Saat peristiwa ini terjadi, kami belum tahu bahwa permasalahan sebenarnya adalah gara-gara tetangga sebelah lupa menutup kran air di kontrakan mereka.
Alhamdulillah.. setelah diselidiki,, akhirnya ketahuan penyebab air sering tak mengalir di kontrakan kami. Alhamdulillah lagi,, bahwa sebenarnya tetangga kami adalah ikhwan-ikhwan yang baik akhlaqnya, Segera menyadari kesalahan mereka.. meski yaah, kadang masih juga kejadian mereka lupa menutup kran.. dan lagi-lagi, aku menangis!
Akhirnya kuputuskan untuk meminta suami, agar mencari kontrakan baru.. paling tidak,, setelah dedek lahir, kami sudah bisa pindah ke kontrakan yang lebih baik, yang lebih lancar aliran airnya. Sungguh tak terbayang, bagaimana jadinya dalam keadaan punya baby, tapi aliran airnya tak lancar begini.
Ya Allah, aku sendiri tak mengerti. Betapa childish-nya aku…
Sebenarnya aku betah di sini… meski kecil dan sederhana, kontrakan ini cukup nyaman dan aman. Tetangganya juga baik-baik.. tak seperti kontrakan lama, yang bahkan aku beberapa kali menangis karena setiap hari didzalimi tetangga, yang mereka bahkan tak kenal kami! Tapi mendzalimi kami hanya karena mereka benci dengan pemilik kontrakan kami!
Air.. bukankah itu adalah hal yang teramat penting!
Maafkan aku suami.. karena aku begitu childish… dan jazaakallohu khoiron,, engkau selalu sabar menghadapi kechilddish-anku….
Semoga kelak kita bisa mendapat kontrakan yang lebih baik… aamiin…
~Diriku yang sedang sensi.. dan ingin menulis tuk melegakan hati~